Investor Kian Melirik Potensi Pariwisata Danau Toba

Pariwisata1487 Dilihat

Di sisi lain, Chairman Bali Hotels Association Jean Hélière memprediksi pasar global untuk industri pariwisata dalam negeri bakal kembali pulih di sekitar 2024 hingga 2025. Jean mengatakan pelaku usaha pariwisata di Bali masih fokus untuk memaksimalkan pendapatan dari turis lokal seiring pelonggaran sejumlah kebijakan pembatasan masyarakat.

Untuk wisatawan mancanegara atau wisman, menurut Jean, belum bisa terlalu diharapkan. Hal itu terlihat dari masih sepinya kedatangan turis asing meski penerbangan internasional di Bali sudah dibuka kembali sejak 14 Oktober 2021.

“Kami sudah berdiskusi dengan sejumlah pakar kami pikir pasar global akan kembali pulih dalam hal tingkat huniannya pada 2024 sampai 2025. Kami sadar itu memang butuh waktu untuk kembali pada pasar internasional jadi belum akan pulih lagi dalam waktu dekat,” terang Jean.

Ia menambahkan, konsekuensinya sejumlah pengelola hotel di Bali sedang membenahi layanan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan dari turis domestik. Contohnya, pelaku usaha belakangan mengoptimalkan permintaan dari meetings, incentives, conferences, exhibitions (MICE) dalam negeri.

Pihaknya juga mengantisipasi peningkatan tingkat hunian hotel dari turis domestik menjelang akhir tahun ini. “Pada 2019, pangsa pasar MICE di Bali 60-70 persen dikuasai oleh domestik, sisanya dari Singapura, Australia hingga China. MICE domestik itu berasal dari pemerintah, saya pikir sektor ini akan pulih lebih cepat baru disusul pasar internasional tahun depan,” terangnya.

Dari dunia penerbangan, optimisme datang dari Garuda Indonesia. Meski merugi besar di akhir 2020, manajemen Garuda meyakini program vaksinasi yang merata di Indonesia akan membangkitkan sektor penerbangan dalam negeri.

Komentar