Warga Melayu Rempang Berkumpul: Bersholawat, Berpantun dan Orasi, Nyatakan Sikap Tolak Relokasi

Headline, Nasional1463 Dilihat

Foto : Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang berpantun, berorasi, menyatakan sikap menolak penggusuran dan relokasi. Mereka berkumpul sejak pagi, sekitar pukul 08.00 WIB.

Batam, beritajejakfakta.id – Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023).

Mereka berpantun, berorasi, menyatakan sikap menolak penggusuran dan relokasi. Mereka berkumpul sejak pagi, sekitar pukul 08.00 WIB.

Warga terus berduyun datang, menggunakan sepeda motor, truk dan kendaraan roda empat lain. Solawat dan doa membuka acara halal bihalal peringatan perjuangan masyarakat Melayu untuk mendukung warga Pulau Rempang pada 11 September 2023 laku.

Tepat sebulan kejadian itu berlalu. Saat itu, ada 35 warga yang diamankan dan sampai saat ini masih ditahan di Mapolresta Barelang dan Mapolda Kepri.

Mereka ditangkap akibat kerusuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam kala itu.

Cuaca panas pagi ini tidak menghentikan warga yang terus ingin tetap bertahan di tanah yang diwariskan leluhur mereka sejak ratusan tahun lalu.

Mereka bertahan sampai acara selesai sekitar pukul 10.30 WIB. Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, hadir di tengah-tengah masyarakat Pulau Rempang.

Hadir juga tim dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional. Berikut beberapa bait pantun yang disampaikan warga mengisyaratkan penolakan mereka terhadap rencana pemerintah melakukan penggusuran.

Disampaikan dengan lantang sebagai sikap warga Rempang. Berikut beberapa pantun yang dibacakan:

Hang Tuah Laksamana berani

Hidup pula di zaman Melaka

Kami takkan lepas tanah ini

Karena tanah ini tanah pusaka

Berkebun Jeruk di tanah hutan ini

Banyak pulak pokok Kueni

Tempat tertanam

Temuni kami

Hidup dan mati kami di sini

Hendak bane pegi perigi

Nampak terbang si Burung Elang

Untuk apa gedung yang tinggi

Tapi kenangan menjadi hilang.

Komentar