Khotbah Idul Adha 1444H, Syaifudin Ajak Masyarakat Teladani Nabi Ibrahim As, Hadirkan Pemimpin dan Negara yang Barokah

Headline, Nasional3021 Dilihat

Demikian diceritakan Imam adz-Dzahabi dalam Syi’ar Alam an-Nubala’. Begitulah dahsyatnya pemimpin adil nan sholeh, ia sangat mempengaruhi keberkahan sebuah negeri. Maka marilah kita berdoa agar Allah menghadirkan kepada negeri ini pemimpin yang sholeh dan takut pada Rabbnya.

Kita perlu berusaha mencari dan mendapatkannya, agar pemimpin-pemimpin kita di berbagai level, orang-orang yang siap menjadi teladan dan pelopor kebaikan. Pemimpin yang bersih wajahnya, terpancar cahaya dari bekas wudhu’ yang selalu dijaganya. Pemimpin yang khusyu’ saat ruku’ dan sujud panjangnya.

Pemimpin yang selalu tersambung ke langit sana, saat menghadapi masalah dan tantangan, sebagaimana doa Nabi Ibrahim, As.“Ya Rabb, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Rabb kami, perkenankanlah doaku”.

Ibrahim memiliki visi agar ummat bersatu dalam shaf sholat, visi seorang imam atau pemimpin yang mengayomi, mengasihi, menyayangi, menyatukan ummat layaknya shaf dalam sholat, menjauhi semangat membenci dan memecah belah.

Ibrahim mewasiatkan agar anak cucunya siap menerima, menegakkan dan memperjuangkan islam secara utuh.

Ketulusan dalam menerima Islam adalah jaminan untuk kesejahteraan hidup. Sebaliknya, ketidakpatuhan kepada Islam dapat menjerumuskan kehidupan kaum muslimin ke dalam lembah yang penuh nista, menjerumuskan manusia ke dalam krisis multi dimensi yang berkepanjangan, serta negeri yang jauh dari keberkahan.

Pelajaran hebat lain yang bisa dipetik dari keluarga Ibrahim ’alaihissalam adalah al‘istislaam, berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Saat mendapat perintah yang menyesakkan dada, menyembelih anak tercinta, Ibrahim melaksanakannya dengan ikhlash dan pasrah. Demikian pula sang anak, Ismail.

“Maka ketika keduanya telah berserah diri kepada Allah dan ia membaringkan anaknya (Ismail) pada dahinya.” (Ash-Shoffat 103).

Sang bunda Hajar pun memberikan teladan yang tak kalah hebatnya. Seorang diri ia mengasuh bayinya di padang tandus, panas terik, tak ada sumber air, tak ada sumber makanan, dan tak ada seorang manusia pun.

Sesungguhnya Allah menitipkan amanah besar di rumah-rumah kita, di lingkungan kita, dan juga di negeri ini, berupa visi kepemimpinan, mencetak keturunan yang kelak menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa. Lihatlah generasi sahabat radiyallaahu ‘anhum. Rumah-rumah mereka dijadikan pusat pengkaderan pemimpin.

Banyak diantara sahabat mulia yang anaknya pun tampil menjadi sahabat Rasulullah, berjuang bersamanya menegakkan risalah al-Islam sebagaimana ayah ibunya.

Umar bin Khoththob mencetak anaknya menjadi sahabat Nabi yang utama, yakni Abdullah bin ‘Umar, yang kelak kemudian lahir keturunannya, seorang pemimpin besar, Umar bin Abdul Azis.

Panglima besar ummat Islam lainnya saat berusia belia 22 tahun, Usamah bin Zaid adalah anak dari Zain bin Haritsah.

Yasser bin Amr dan Sumayyah, yang melahirkan anak Ammer bin Yasser.Sang Penakluk Konstantinopel, Muhammad al-Fatih, adalah anak dari Sultan Murad II.Lalu, lihatlah kisah pemuda Najmuddin Ayyub. Lama ia mencari pasangan hidup hingga tertunda nikahnya.

Ketika ditanya, ia katakan “Aku ingin mencari isteri sholihah, yang bisa melahirkan dan mendidik anak, hingga jadi pemuda kesatria, yang mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin”.

Ternyata calon isterinya pun memiliki obsesi yang sama persis, akhirnya mereka berjodoh, dan dari pasangan ini lahirlah sang pembebas Baitul Maqdis, sang legendaris, Sholahuddin al-Ayyubi.

Inilah makna doa yang sering kita minta pada Allah, “Wahai Rabb kami, dianugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74).

Tak ada yang salah jika orang tua memimpikan anaknya kuliah di perguruan tinggi bergengsi, hingga menyiapkan dana besar untuk itu. Lalu membayangkan kelak akan mudah mendapat pekerjaan di perusahaan mapan, dengan gaji besar, membeli rumah dan mobil mewah.

Komentar