Aktivis 98 Nilai Jokowi Banyak Menabrak Peraturan dan Perundang-undangan demi Kekuasaan Politiknya

Headline, Nasional, Politik1461 Dilihat

Jakarta, beritajejakfakta.id – Aktivis 98 menilai Jokowi telah banyak menabrak peraturan dan perundang-undangan demi kekuasaan politiknya.

Demikian salah satu point penting dalam diskusi publik dengan tema “Aktivis 98 Tolak Politik Dinasti” yang diprakarsai Presidium Perhimpunan Aktivis 98 di Kafe Perjuangan, Jakarta Selatan, Kamis (09/11/2023).

Fauzan Luthsa, aktivis FAMRED 98 menyampaikan bahwa Jokowi telah banyak menabrak peraturan dan perundang-undangan demi kekuasaan politiknya.

Bahkan mungkin tokoh yang pernah berkuasa di era orba pun tidak akan pernah menyangka jika spirit orba dapat bangkit seperti saat ini, penyelenggaraan negara yang nepotismenya dilakukan benderang,” jelas Fauzan Luthsa.

Aktivis 98 juga menuntut Jokowi selama tahapan pemilu 2024 berlangsung harus cuti untuk memastikan pemilu bersih, jurdil dan penyelenggara pemilu yang netral.

Diskusi dengan narasumber Baykuni, pengamat politik dari Universitas Moestopo Beragama. Agung Nugroho, aktivis KOMRAD 98. Fauzan Luthsa, aktivis FAMRED 98. Dan dimoderatori oleh Fadillah Ardy, Aktivis SMID yang juga caleg PKB Dapil Bekasi.

Menurut Fauzan, penyelenggara negara sudah secara nyata tidak menjalankan TAP MPR No 11/1998 mengenai Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

“Bahkan mungkin tokoh yang pernah berkuasa di era orba pun tidak akan pernah menyangka jika spirit orba dapat bangkit seperti saat ini, penyelenggaraan negara yang nepotismenya dilakukan benderang,” jelas Fauzan Luthsa.

Ia pun berpendapat mantan Ketua MK Anwar Usman harus diberhentikan dari jabatan hakim.

“Pelanggaran berat yang dilakukannya telah membuat angin ribut dalam kehidupan bernegara,” jelasnya.

Fauzan mengatakan karena pemerintahan saat ini sudah mengalami distrust, maka presiden Jokowi sebaiknya cuti.

“Karena apa? Posisinya sudah tidak netral lagi dan jika tidak ambil cuti, maka produk pemilu nanti akan berpotensi melahirkan ketidak percayaan. Negara dan rakyat tidak boleh kalah oleh keluarga penguasa,” ujar Fauzan yang mantan aktivisaktivis Famred 98.

Komentar