8 Makanan Pemicu Kanker yang Perlu Dibatasi dan Waspadai

3. Makanan Cepat Saji Makanan pemicu kanker berikutnya adalah jenis makanan cepat saji yang tinggi lemak, garam, dan gula.

Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan disertai dengan kurangnya aktivitas fisik dapat memicu kenaikan berat badan secara berlebih atau obesitas.

Lalu, apa hubungan antara obesitas dan kanker? Pengidap obesitas mengalami peradangan kronis tingkat rendah di dalam tubuhnya.

Peradangan yang berlangsung dalam waktu lama dapat memicu kerusakan atau mutasi DNA yang dapat meningkatkan risiko pertumbuhan kanker.

Pada beberapa kasus, obesitas juga menyebabkan peningkatan kadar insulin di dalam darah.

Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kanker ginjal dan kanker prostat.

4. Gorengan Makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi diketahui dapat meningkatkan risiko kanker, gorengan salah satunya.

Gorengan termasuk dalam makanan bertepung, yang mana bila diolah dengan suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa akrilamida yang sifatnya karsinogenik.

Senyawa tersebut juga dapat merusak DNA dan menyebabkan kematian atau mutasi sel.

Bahkan bukan hanya kanker, mengonsumsi gorengan berlebih juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.

5. Makanan Tinggi Garam Rasa asin pada makanan memang memberikan kenikmatan tersendiri.

Namun, tahukah Anda bahwa makanan tinggi garam ini menjadi salah satu pemicu kanker?

Garam memiliki efek karsinogenik yang dapat mendorong pertumbuhan sel kanker, terutama pada pengidap infeksi Helicobacter pylori.

Bahan makanan pemicu kanker yang satu ini juga diketahui dapat meningkatkan laju proliferasi yang membuat sel menjadi lebih aktif dalam membelah, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan sel abnormal penyebab kanker.

6. Makanan Tinggi Gula dan Karbohidrat Olahan Makanan pemicu kanker yang perlu dibatasi berikutnya adalah makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, seperti pasta, sereal manis, nasi putih, roti tawar, dan berbagai jenis kue.

Makanan-makanan tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, di mana kedua kondisi tersebut erat kaitannya dengan peradangan dan stres oksidatif yang berisiko memicu kanker.

Meski dikatakan sebagai makanan pemicu kanker, bukan berarti Anda dilarang untuk mengonsumsinya. Hanya saja Anda perlu membatasinya demi menurunkan tingkat risiko kanker.

Komentar