Jualan Fashion Pindah Jualan “Nasi Mangkok”, agar Dapur Tetap “Ngebul”

Kab.Bekasi, beritajejakfakta.com – Perjalanan usaha setiap pelaku UMKM, semuanya pasti mengalami pasang surut dalam usahanya. Begitu juga yang pernah dialami Tita Yunarti harus banting setir memulai usaha barunya dari nol.

Wanita kelahiran 1980 ini mengaku pernah punya butik dari tahun 2012 – 2016 karena kena resesi akhirnya tutup. Sementara kebutuhan hidup terus berjalan, Apalagi di masa covid 19 perekonomian sedang lesu.

Tita harus berpikir bagaimana memulai usaha baru yang mudah, dibutuhkan masyarakat, sesuai minat serta kemampuannya agar bisa membantu perekonomian keluarga bisa eksis.

Terpikirlah oleh Tita untuk membuka usaha warung makan yang dirintis sekitar 2 tahun lalu. “Awalnya saya jualan baju muslim sempat punya butik dan tahun 2016 kena resesi pasar online yang meraksasa. Kami terdepak akhirnya tumbang dan banting stir ke kuliner,” ungkap Tita memulai kisahnya, 23/4/2021).

Mencoba usaha baru warung makan berawal dari keluarga yang suka kuliner dan bereksperimen dengan aneka masakan yang pernah dicicipi dari resto atau warung makan milik orang lain.

” Saya mencoba – coba masak ini dan itu mencontoh dari apa yang saya cicip. Alhamdulillah “Nasi Mangkok” buatan saya banyak yang suka,” kata Tita semangat.

Awal muasalnya terinspirasi nama merek “Nasi Mangkok” menurut Tita karena ingin memperkenalkan makanan hokben dengan harga merakyat. Aneka lauk dari ayam sampai daging banyak disukai pembeli terutama dikenal di Gofood.

Usaha ‘Nasi Mangkok”nya berlokasi di Ruko Regensi 2 Blok ii 2 no.15, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi mulai banyak yang mengenalnya.

Namun sejak pandemi covid 19, omzet penjualan hokben “Nasi Mangkok” nya mulai menurun. Tita pun mulai berkreasi lagi mengeluarkan menu baru ayam bakar dan ayam goreng bekakak.

 

” Nah sekarang menu andalan saya ayam bakar dan goreng bekakak karena paling laris,” tuturnya.

Selain karena daging ayamnya enak, empuk dan sambalnya makyoos, juga harganya yang merakyat, ujar Tita.

Ide buat menu ayam bakakak itu sendiri saat virus corona muncul. “Saya bikin harga lebih ekonomis dari pada yang harga potongan. Kalau saya jual ayam utuh plus ati ampela dan lalapan kan pasti banyak keluarga yang suka karena harga ekonomis. Alhamdulillah laku keras,” lanjut Tita.

 

” Kata pelanggan saya, enak masakannya dan banyak yang repeat order, banyaknya mereka pelanggan dari teman di medsos dan sering saya posting di gofood dan grabfood,” jelas Tita.

 

Tapi ada satu kejadian yang sampai sekarang masing terkenang kenang yaitu sepi pembeli satu hari cuma dapat dua pembeli dan ada tingkah oknum pembeli yang tidak mengenakan, mungkin buat teguran saya untuk rajin bersedekah, ungkap Tita.

Ketika itu ada pembeli yang pesan masakan, lalu pamit katanya nanti balik lagi. Makanan sudah siap tapi ditunggu – tunggu orangnya ga muncul – muncul. ” Ya sudah akhirnya saya kasihkan ke orang lain yang membutuhkan, kami hanya berfikir mungkin kami kurang sodakoh,” ucap Tita.

Harapannya usahanya tetap eksis dan berdoa selalu agar pandemi cepat berlalu agar masyarakat terutama pelaku umkm bisa bangkit lagi. (SF)

Komentar