Foto: Ketum Brafo-AMIN, H.Rendra Amirin
Jakarta, beritajejakfakta.id -Pelaksanaan Pilpres (Pemilihan Presiden) pada Pemilu yang digelar 14 Februari 2024 lalu yang sejatinya sebagai pesta demokrasi memilih Calon Presiden (Capres) RI dengan jujur adil namun telah dinodai dengan berbagai kecurangan yang sangat masif dan menyesatkan.
Selaku salah satu anggota Tim Pemenangan Paslon 01 – AMIN pada Deputi Tabulasi Nasional dan juga Ketum Brafo-AMIN, H.Rendra Amirin mendapatkan laporan langsung dari ratusan TPS dari seluruh Indonesia bahwa telah terjadi berbagai upaya kecurangan yang dilakukan oknum – oknum KPU dalam beragam manipulasi data hasil coblosan Pilpres khususnya.
Penyelidikan dan penelusuran indikasi kecurangan yang beredar di berbagai medsos, media online yang membuktikan bahwa sistem komputerisasi Pemilu di kendalikan oleh server di luar negeri yakni Singapore, China dan di negara bagian Amerika menjadi fakta forensik yang melanggar kedaulatan demokrasi Pemilu yang jurdil.
Tolak Quick Count karena mengganggu dan menggiring hasil penghitungan nyata, tolak hasil pemilu curang yang merusak asas Pemilu yang jujur dan adil dengan memberdayakan anggota KPU pusat hingga daerah, anggota Bawaslu, seluruh jajaran ASN di seluruh daerah untuk melakukan kecurangan.
Dengan didukung dengan menggunakan sistem IT yang cacat, tidak layak pakai dan sarat rekayasa manipulatif serta tolak Prabowo Gibran karena sebagai pasangan curang dan cacat konstitusi.
Bahwa bentuk kecurangan pemilu telah diawali mobilisasi birokrasi, pengerahan aparat, dan penunggangan hukum untuk kepentingan politik.
Kemudian terjadi surat suara yang tercoblos, otak-atik angka dalam sistem IT KPU, dan dilanjutkan dengan penggirngan opini melalui quick count oleh lembaga-lembaga survey berbayar.
“Sehingga menampilkan kejanggalan angka -angka pada tabulasi data yang tidak benar atau palsu, curang, tidak syah dan menyesatkan, ” terangnya.
Komentar