Batam, beritajejakfakta.com – Hartijo (49), warga Perumahan Bapede, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), meninggal setelah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin Sinovac sekaligus, saat pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, Minggu (11/7/2021).
Ketua RT 01, Erry Syahrial mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga Hartijo, kesehatan almarhum terus menurun setelah disuntik vaksin.
Erry dipercaya oleh keluarga mempertanyakan penyebab kematian Hartijo ke pihak Apindo.
“Info yang saya dapat, almarhum langsung mendapatkan dua dosis (vaksin). Bahkan dari hasil swab terhadap Hartijo, almarhum juga dinyatakan positif Covid-19,” kata Erry saat dihubungi, Jumat (30/7/2021).
Erry mengatakan, sebelum meninggal, Hartijo sempat menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada warga saat menghadiri rapat persiapan Idul Adha di mushala.
Hartijo menjelaskan, saat tiba lokasi vaksinasi, dia langsung disuntik dosis pertama.
Setelah itu, seorang relawan di lokasi mengarahkan Hartijo ke vaksinator lainnya dan dia kemudian mendapat suntikan kedua.
“Jadi, setelah disuntik pertama, almarhum duduk dan istirahat. Namun, di saat itu ada relawan yang mengarahkan dia ke vaksinator lain dan dia disuntik lagi. Almarhum ini belum pernah mengetahui bagaimana prosedur vaksinasi sebenarnya,” ucap Erry.
Saat di lokasi, kata Erry, ada pihak penyelenggara yang sempat mempertanyakan kenapa Hartijo bisa mendapatkan dosis kedua dalam waktu yang bersamaan.
Kesehatan menurun
Erry menjelaskan, dari keterangan pihak keluarga, kondisi kesehatan Hartijo semakin menurun setelah mendapatkan dua dosis vaksin sekaligus.
Pada 13 Juli 2021, Hartijo sempat berkomunikasi dengan dokter yang kontaknya tertera di kartu vaksinasi. Hartijo menanyakan soal kondisinya. Namun, tidak mendapat tanggapan.
Tak lama berselang, Hartijo mengalami sakit asam lambung. Penyakitnya semakin parah hingga mengalami demam.
Keluarga kemudian membawa Hartijo ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam pada Kamis (22/7/2021).
Pihak rumah sakit melakukan tes swab dan Hartijo dinyatakan positif Covid-19.
“Positif itu setelah hasil swab almarhum keluar tanggal 24 Juli. Di RSBK dia dikarantina di ruang khusus, hingga akhirnya meninggal kemarin dan dimakamkan secara prosedural Covid-19,” ucap Erry.
Hartijo meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSBK Batam pada Rabu (28/7/2021).
Bantahan Apindo Kepri
Ketua Apindo Kepri Cahya mengakui bahwa Hartijo disuntik dua dosis vaksin sekaligus saat vaksinasi massal yang digelar Apindo.
“Almarhum tervaksin dua dosis memang benar. Tapi selang empat hari kemudian almarhum terkonfirmasi Covid-19 dan masuk rumah sakit,” kata Cahya melalui telepon, Kamis (29/7/2021).
Kematian Hartijo, ucap Cahya, murni dikarenakan Covid-19 dan bukan karena dua dosis vaksin Sinovac yang telah diterimanya.
Cahya mengatakan, setelah terkonfirmasi Positif Covid-19, Harjito dirawat selama lima hari di rumah sakit lalu meninggal dunia.
Menurutnya, masalah karena vaksin seharusnya mulai dirasakan oleh penerima sehari setelah menerima vaksin, bukan dirasakan beberapa hari setelahnya.
“Ini sudah empat hari kemudian almarhum memang terpapar Covid dan dirawat. Kalau dosis kuat mestinya beliau tidak terpapar,” ucap Cahya.
“Sekarang seluruh keluarga istri dan anak-anaknya semua terkonfirmasi positif Covid dan masih isoman. Jadi meninggalnya almarhum tidak ada hubungannya dengan vaksin dua dosis itu,” kata Cahya menambahkan.
Sementara Plt Kabid Surveiland dan Imunisasi Dinkes Batam Solihin mengatakan, pihaknya saat ini belum dapat memberikan pernyataan apa pun terkait kasus tersebut.
“Kami belum dapat memberikan statement apa pun. Kami lagi melakukan pendalaman dulu. Ini kami sudah jadwalkan pemanggilan dan meminta keterangan dari nakes yang kemarin menyuntik almarhum,” kata Solihin, saat dihubungi, Jumat.
Hasil pemeriksaan terhadap nakes yang bertugas sebagai vaksinator akan langsung dilaporkan ke Komisariat Daerah (Komda) KIPI Kepulauan Riau.
Solihin mengimbau agar nakes yang ditunjuk sebagai vaksinator untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas.
Di mana kerumunan massa yang terjadi di lokasi vaksinasi dapat berpotensi menimbulkan kepanikan dan menurunkan konsentrasi para vaksinator di lapangan.(red/kmp)
Komentar