Wayang Kulit Betawi Hampir Punah, Butuh Perhatian Serius Pemda DKI Jakarta

Jakarta, beritajejakfakta.com- Wayang Kulit Betawi sudah tak terdengar lagi di kalangan masyarakat bahkan hampir punah ditelan zaman. Pemerintah DKI Jakarta harus ikut andil menjaga dan melestarikan seni budaya Betawi ini.

Kondisinya sekarang tersisa hanya sebagian kecil saja. Jika seni budaya wayang kulit betawi ini tak dilestarikan oleh Pemerintah DKI Jakarta dan para penggiat Seni Budaya serta para sesepuh dalang maka bisa jadi warisan budaya bangsa ini tinggal kenangan saja.

Salah satu peninggalan Wayang Kulit Betawi, hanya bisa kita lihat di Sanggar Alam Jaya, pimpinan Dalang Alm Kanta yang berlokasi di Rt 011/02, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar Kota, Jakarta Timur.

Disanggar budaya inilah Wayang Kulit Betawi masih ada dan dilestarikan keasliannya dari generasi ke generasi, meskipun hampir pemiliknya dan para sesepuhnya sudah tiada.

Ditemui wartawan di sanggar Alam Jaya, salah satu pewaris wayang kulit Betawi, Kong Ceper (90) mengkisahkan perjuangannya dalam menjaga warisan budaya wayang kulit betawi yang merupakan pelaku sejarah budaya yang masih tersisa di sanggar tersebut.

“Budaya kita adalah warisan nenek moyang. Usia saya hampir 1 abad dan untuk itu sengaja saya hibahkan seluruh alat – alat kesenian ini agar dirawat dan digunakan sebaik-baiknya untuk terus dijalankan dari generasi ke generasi,” pesan Kong Ceper, Senin (11/1/2021).

Dengan nada sedih, kong Ceper juga menyebut kawanan group yang selama ini bersamanya telah tiada, hanya dirinya yang masih hidup.

Wayang kulit Betawi merupakan perpaduan budaya Jawa dan Betawi ratusan abad lalu yang dibawa oleh pasukan Mataram pimpinan Sultan Agung Hanyo Krokusumo saat memerangi tentara Belanda di tanah Babat Betawi kala itu.

“Ane yang merawat alat-alat musik ini sampai detik ini tong, karena yang lainnya sudah meninggal dunia termasuk juga dalangnya,” ucapnya.

Di dampingi wartawan dan Dalang Subur Marzuki salah seorang putra pimpinan Cang Rawin, Kong Ceper menghibahkan seluruh alat – alat kesenian budaya wayang kulit Betawi ke Sanggar BeCak (Betawi Cakung).

“Ini semua alat kesenian wayang kulit ane hibahkan agar penerus kebudayaan Betawi, khususnya wayang kulit Betawi ini tidak punah,” harap Kong Ceper.

Sementara Cang Rusli sebagai orang yang mendapatkan hibah alat-alat kesenian budaya wayang kulit milik Kong Ceper sangat terharu dan bangga bisa menjadi perawat sebagai penerus sejarah alat-alat wayang kulit betawi yang hampir punah.

“Semoga ane dan kawan-kawan bisa menjalankan amanah ini, sekaligus dapat mengenalkan kembali budaya betawi wayang kulit ke anak cucu kita nanti agar tetap tidak padam,” kata Rusli.

Terpisah, melalui Ketua Divisi bidang Budaya dan Pariwisata Forum Wartawan Jakarta (FWJ), Cang Nur menyampaikan apresiasinya kepada para pelaku sejarah kebudayaan Betawi.

Terlebih untuk Kong Ceper yang kini telah ikhlas menghibahkan alat – alat kesenian wayang kulitnya kepada sahabatnya agar tetap terjaga kelestarian budaya wayang kulit betawi,” papar Cang Nur.

Ia juga menghimbau kepada pemerintah, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta agar segera merealisasikan pencanangan pelestarian budaya Betawi dalam segala hal budaya yang ada.

“Kita berharap Pemprov DKI melalui Dinas Kebudayaannya mampu menjadi tangan – tangan emas guna mendukung upaya menghidupkan kembali kebudayaan Betawi yang sebagiannya hampir punah,” ungkap Cang Nur.

“Untuk itu kami Forum Wartawan Jakarta akan selalu siap berkolaborasi guna menjaga kelestarian budaya Betawi yang ada, pungkasnya. (JS)

Komentar