Jakarta, beritajejakfakta.com – Vaksin COVID-19 yang disebar ke berbagai daerah di Indonesia telah diberi pengamanan berlapis, sehingga mudah dilacak. Tujuannya vaksin bisa terdistribusi dengan baik.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan vaksin COVID-19 dilengkapi dengan barcode. Barcode itu tertera pada vial atau kemasan vaksin, kemasan kotak kecil dan kotak besar.
“Ini ada barcodenya di masing-masing vial, jadi masing-masing ada. Lalu di dalam kotaknya ada barcodenya. Lalu juga di box besar ini, ini ada barcodenya,” kata Erick dalam sebuah video seperti dikutip detikcom, Jumat (22/1/2021).
Kemudian, mobil yang mengirim pun bisa terlacak. Bahkan, sampai pelat mobilnya yang membawa vaksin COVID-19 itu pun bisa terdeteksi.
“Jadi bismillah… mestinya terkirim dengan baik apalagi kalau teman-teman media lihat mobilnya kelihatan D 8868 FN, itu nomor mobilnya terdeteksi. Ini contoh dari Bandung yang ke Tangerang. Ini contoh ke Aceh, semua datanya, turunannya,” sambungnya.
Video itu juga disertai teks yang menjelaskan adalah berita bohong atau hoaks yang menyebut vaksin dipasang barcode sama dengan dengan chip.
“Faktanya selain menerapkan 2D data matrix dan kemasan primer, sekunder dan tersier untuk memastikan ketelusuran (identifikasi) dan keaslian produk (otentikasi),” bunyi keterangan dalam video itu.
Bio Farma pun menerapkan teknologi IoT dengan memasang sensor suhu dan GPS pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin. Sehingga, suhu ruang penyimpanan vaksin COVID-19 dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau secara real time.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya menegaskan, chip dalam vaksin adalah berita bohong alias hoaks. Dia menjelaskan yang ada adalah barcode di kemasan vaksin. Ia menjelaskan, vaksin diberi barcode agar terdata dan tidak dipalsukan.
“Pasti yang menyebarkan ini hoaks ya, memelintir lah informasi, yang dimaksud Pak Erick Thohir itu adalah bahwa yang namanya barcode itu, vaksin itu, itu terdata supaya jangan ada barcode yang palsu. Vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung dia datanya. Jadi semuanya ada barcode-nya, jadi vaksin yang ini dipakai untuk yang ini,” kata Arya, Senin malam (18/1/2021).
Menurut Arya, langkah itu penting untuk mencegah pemalsuan. Apalagi, vaksinasi harus mencapai persentase tertentu untuk menciptakan kekebalan pada masyarakat Indonesia.
“Supaya jangan lagi nanti vaksin-vaksin palsu, kan sangat penting. Ini kan berbeda ya, kita tahu bahwa vaksin ini harus mencapai sekian persen, kalau nggak tercapai dan ada yang palsu kan bahaya nanti nggak terjadi herd immunity itu dan Coronanya ke mana-mana,” paparnya.
Kembali, ia menegaskan tidak ada chip dalam vaksin tersebut. Sebab, vaksin ini berbentuk cairan.
“Jadi itu maksudnya bukan ada chip-nya, mana mungkin ada chip-nya di situ, itu kan cairan, gimana sih,” sambungnya.
Menurutnya, rumor itu sengaja dibuat agar orang tidak mau divaksinasi. Dia bilang, itu adalah sesuatu yang berbahaya karena bisa mencelakakan orang lain.
“Jadi ini berbahaya, orang-orang yang menyebar hoaks adalah orang-orang yang memang ingin mencelakakan orang lain. Jadi berusaha menghambat vaksinasi dan itu membuat orang bisa mati terbunuh juga karena Corona. Jadi kita minta yang buat hoaks harus sadar dirilah, nggak ada agama yang akan membolehkan itu, menyebar-nyebarkan hoaks dan membuat orang bisa celaka,”tegasnya. (red/wahananews)
Komentar