Spiritualisme Perjuangan HMI dalam Berijtihad

Daerah, Metropolitan1553 Dilihat

Oleh : Khaqim Nurjawahir

beritajejakfakta.com – Pemikiran Islam sebagai produk pemahaman dari pesan-pesan teks Al-Quran dan Hadis selalu mengalami perkembangan. Hal ini tidak lepas dari kondisi dan tuntunan masyarakat yang sarat dengan dinamika. Dalam kaitan ini pula maka peran ijtihad sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan hukum Islam menjadi sangat penting.

Dalam perjalanan sejarahnya, Islam menjadi suatu kekuatan yang dinamis dan kreatif. Hal ini dapat dilihat dari instruksi Rasulullah saw, kepada para sahabat dalam menghadapi realitas sosiologis umat pada waktu itu. Peran ijtihad pada masa ini masih sangat terbatas terutama pada masalah-masalah yang secara fundamental bentuk kepercayaan dan pemahaman itu sendiri.

Iman adalah sarana untuk melakukan emansipasi harkat kemanusiaan. Karena secara fundamental iman adalah upaya memberikan keamanan dan kesentosaan.

Iman tidak hanya bermakna percaya (believe) semata, namun ia berfungsi sebagai sarana pembebasan diri dari ketergantungan, kesewenang-wenangan, intimidasi, penindasan, penjajahan, dan semacamnya.

Karena itu, sesungguhnya iman menjadi modal dasar penting untuk membentuk persepsi kita tentang epos kepahlawanan pada kejayaan islam.

Di sinilah spiritualitas perjuangan harus dilihat sebagai basis kesadaran yang menggerakkan semangat juang para santri dan umat untuk segera terbebas dari belenggu penindasan bangsa asing.

Dalam perspektif teologi pembebasan, agama dengan gejala simboliknya harus mampu menyadarkan penganutnya dari berbagai bentuk yang berpotensi mengungkung dan membatasi kreativitas kemanusiaan.

Dunia memiliki banyak alternatif belenggu yang menghalangi manusia untuk dekat pada Tuhan. Menggantungkan harapan pada selain Tuhan merupakan salah satu bentuk belenggu yang harus dilepas.

Kesadaran tauhid murni yang dimiliki para ulama pejuang di masa perang kemerdekaan jelas memiliki power yang tidak terhingga dan sangat sulit dibendung oleh kekuatan penjajah.

Energi kesadaran tauhid ini selanjutnya ditularkan kepada para santri sehingga setiap gumam dan desahan kalimat takbir yang diucapkan mampu menggetarkan jiwa dan melampaui batas-batas pencapaian perjuangan kemanusiaan biasa.

HMI sebagai basis sosial kapital yang sangat besar tentu harus menjadikan suatu kesadaran dalam menegakkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di Indonesia sebagai peran ikhtiar dalam menjunjung tinggi panji-panji islam dengan mengedepankan cita-cita di ujung kepentingan umat dan bangsa.

Dalam momentum memperingati Konferensi Cabang HMI Cabang Bekasi ini patut merenungi dan melakukan refleksi agar dapat menyadari basis kekuatan spiritual yang melahirkan kebebasan dan kemerdekaan bangsa ini dengan melihat realitas dan mampu menterjemahkannya dalam sebuah ide gagasan bukan hanya tumpukan narasi-narasi kering.

Dan tentu menjadikan konsep dan gagasan itu dapat diaktualisasikan dalam peranan HMI Cabang Bekasi yang kemudian dari hasil konfercab menjadi produk yang sejatinya dapat menegaskan kedudukan HMI sebagai anak kandung Umat dan Bangsa.

Tidak boleh ada anak bangsa ini yang melupakan basis kekuatan ini untuk kemudian menafikan sisi-sisi spiritualitas dari setiap nafas kebangsaan nusantara ini.

Nafas kesadaran religious semua anak bangsa Indonesia adalah nafas spiritualitas yang manunggal dengan nafas kebangsaan secara holistic.

Formulasi kebersamaan, persatuan, dan kerukunan bangsa ini yang terpatri pada konsep Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, tidak boleh dirusak oleh kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan ideologi manapun. (red)

Komentar