Kota Bekasi, beritajejakfakta.id -Sekretaris Umum Jaringan Suara Tri Adhianto (JASTRI), Dadang Hendi, mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih pemimpin yang berpengalaman dalam pemerintahan, terutama menjelang Pilkada Bekasi 2024.
“Calon petahana, Tri Adhianto, yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bekasi dan Wali Kota Bekasi periode 2018-2023, memiliki rekam jejak dan pengalaman panjang dalam birokrasi, sehingga mampu memastikan kesinambungan program pembangunan yang berkelanjutan,” kata Dadang Hendi kepada awak media, Kamis (31/10/2024).
Menurutnya, selama menjabat, Tri Adhianto turut mengelola pemerintahan ketika Wali Kota Rahmat Effendi terjerat kasus hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Saat itu, Tri Adhianto ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi dan akhirnya menjabat penuh hingga akhir masa jabatannya,” imbuhnya.
Meski ada catatan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat, terkait opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), namun menurut Dadang, transisi kepemimpinan berjalan efektif.
Dadang menyampaikan bahwa keunggulan Tri Adhianto sebagai pemimpin yang sudah berpengalaman di birokrasi menjadikannya lebih siap dan memahami kebutuhan daerah serta mampu melanjutkan program pembangunan yang telah berjalan.
“Pentingnya pemimpin berpengalaman bukan hanya terkait kesinambungan program yang sudah ada, tetapi juga dalam merumuskan dan mengimplementasikan program baru yang selaras dengan visi nasional, seperti program Prabowo-Gibran menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Dadang.
Dadang juga mengingatkan bahwa pengalaman sebagai legislator saja belum cukup jika dibandingkan dengan pemahaman birokrasi yang dibutuhkan untuk memimpin daerah seperti Bekasi.
Menurutnya, program-program unggulan yang ditawarkan para calon memang menarik, namun calon petahana seperti Tri Adhianto memiliki pemahaman yang lebih baik tentang implementasi kebijakan.
“Beberapa pasangan calon menawarkan program unggulan yang menarik, namun tanpa skema anggaran yang jelas, janji-janji kampanye dikhawatirkan hanya menjadi retorika semata,” katanya.
Komentar