Breaking
13 Jun 2025, Jum

SDN Babakan Pari Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Lestarikan Budaya Sunda

Bandung Barat, beritajejakfakta.id Suasana meriah menyelimuti halaman SDN Babakan Pari, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, saat digelarnya Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2025, Kamis (22/5/2025).

Kegiatan ini menjadi panggung ekspresi budaya dan kreativitas siswa, sekaligus ajang seleksi menuju tingkat kabupaten.

Festival ini merupakan bagian dari rangkaian Lomba Minat Bakat dan Kreativitas Siswa (LMBKS) tingkat Kecamatan Batujajar, yang mengusung tema “Jaga Budaya jeung Basa Sunda nu janten Indung Pikeun Bangsa”.

Acara ini dihadiri oleh para siswa dari 32 SD negeri dan swasta, guru, serta tokoh pendidikan setempat.

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Batujajar, Asep Rohiman, yang didampingi ketua panitia Sahrul Munawar dan koordinator FTBI Siti Masitoh, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan kreativitas siswa dalam melestarikan budaya Sunda.

“Acara lomba ini, kami ingin menumbuhkan semangat siswa untuk mencintai dan menjaga bahasa Sunda agar tidak punah. Ini adalah bentuk nyata ngamumule budaya urang,” ujar Asep Rohman.

Ketua Panitia, Sahrul Munawar, menambahkan, FTBI tahun ini mempertandingkan tujuh mata lomba, yaitu: Pupuh, Tembang, Biantara (pidato), Maca Sajak, Nulis Carpon (cerita pondok), Nulis jeung Maca Aksara Sunda, dan Ngabodor Sorangan (stand-up comedy Sunda), serta Ngadongeng.

Antusiasme peserta terlihat tinggi saat mereka tampil menunjukkan bakat di panggung yang telah disiapkan.

Tidak hanya FTBI, pentas ini juga menjadi wadah pelaksanaan berbagai lomba lainnya seperti FLS2N, O2SN, dan OSN tingkat kecamatan, yang merupakan ajang seleksi menuju tingkat kabupaten.

Tahun ajaran 2023/2024 lalu, Kecamatan Batujajar mencatat prestasi membanggakan dengan meraih juara 1 di katagori pupuh di tingkat provinsi dan katagori Pantomim yang berhasil meraih juara 1 tingkat kabupaten.

“Harapan kami, seluruh siswa di Batujajar bisa termotivasi, terus berkarya, dan bangga dengan bahasa ibu serta budayanya sendiri,” tutup Siti Masitoh. (Seftyan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *