Dengan riwayat dan rekam jejak seorang Tri Adhianto yang pernah berganti partai dari PAN ke PDIP, besar kemungkinan ia akan memilih menerima bergabung dengan KIM Plus andainya benar PDIP sampai tak bisa mencalonkannya di Pilkada Kota Bekasi.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan posisi PKS sebagai partai pemenang pemilu legislatif di Kota Bekasi 2024 lalu. Apakah kemudian KIM Plus di Kota Bekasi akan meninggalkan PKS begitu saja, hanya untuk mengakomodir figur Tri Adhianto?
Rasa-rasanya, jika KIM Plus dihadapkan dalam posisi ini, mereka tentu akan lebih memilih PKS ketimbang Tri Adhianto.
Alasannya jelas, PKS jauh lebih besar dari figur seorang Tri Adhianto. Belum lagi di sejumlah Pilkada PKS punya peran vital yang bisa menentukan arah Pilkada.
Misalnya di DKI, jika PKS tidak bergabung dengan KIM, maka PKS berpotensi bisa berkoalisi dengan PDIP. Sehingga koalisi kedua partai tersebut bisa untuk mengusung calon di Pilkada DKI, katakanlah Anies Baswedan.
Dengan posisi demikian, KIM tentu tidak akan mengorbankan skenario besar mereka hanya untuk mengakomodir Tri Adhianto.
Kecuali di dalam KIM, Tri mau menerima opsi menjadi calon wakil wali kota. Itu juga masih belum sepenuhnya menjawab persoalan, sebab Gerindra sendiri pasti tidak akan merelakan posisi tersebut.
Apalagi KIM tentu ikut apa kata Prabowo, yang dalam Pilkada serentak pasti ingin menancapkan kuku kekuasanya di setiap kota dan kabupaten atau provinsi melalui kader-kadernya.
Jadi bisa kah Tri Adhianto tetap maju Pilkada, atau dengan berat hati menepi dari hingar-bingar panggung politik Pilkada Kota Bekasi ?
#kopiakhirpekan #opiniakhirpekan #pilkadakotabekasi #ayongopi
Komentar