Jakarta, beritajejakfakta.id -Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nur Komaria mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat UMKM perempuan ini sulit mengakses kredit.
Pelaku usaha perempuan khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih belum sepenuhnya merasakan nikmat berusaha. Sebab, UMKM perempuan sulit mengajukan kredit ke perbankan yang hendak digunakan untuk modal usaha.
“Biasanya pelaku UMKM perempuan memilih bidang usaha fesyen, makanan, dan kosmetik. Karena memilih sektor tersebut, perempuan dipandang kurang mampu atau harus didampingi oleh pihak lain ketika hendak mengajukan kredit di perbankan,” kata Nur dalam siaran pers, Selasa (12/10/2021).
Berdasarkan kajian International Finance Corporation (IFC), 80 persen dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan memiliki kebutuhan kredit dan tidak terlayani atau kurang terlayani dengan baik. Hal ini menyebabkan ketimpangan pendanaan hingga miliaran dolar.
Padahal kata Nur, UMKM termasuk milik perempuan akan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap ekonomi Indonesia. Hal nyata yang terlihat dari kemajuan UMKM adalah munculnya lapangan pekerjaan baru.
“Kesetaraan gender bisa memberikan peluang peningkatan produk domestik bruto (PDB) cukup besar bagi Indonesia, yakni sekitar Rp 135 miliar,” ucap Nur.
Komentar