Terlebih, kata dia, orang tua atau wali tidak diberikan pilihan untuk menentukan apakah anak mengikuti PTM 100 persen atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Dia berujar, hal ini sangat disayangkan di tengah meningkatnya kasus Omicron di Indonesia.Netty lalu mencontohkan anak-anak di Singapura yang mendominasi RS karena hantaman Omicron di negara itu.
“Anak-anak di bawah 12 tahun yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron jauh lebih tinggi dari pada usia 16 tahun ke atas. Jangan sampai kejadian ini juga kita alami,” ujarnya.
Maka dari itu, Netty meminta pemerintah mau mendengar dan menerima saran dari para ahli kesehatan. Apalagi, masih banyak anak-anak longgar terapkan prokes di sekolah.(red/merdeka.com)
Komentar