Kab Bekasi, beritajejakfakta.id -Karang Taruna Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ajak masyarakat, jajaran pengurus RT, tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk serius menanggani permasalahan tawuran remaja yang selalu terjadi bahkan memakan korban luka dan nyawa.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab bersama demi menjaga keamanan dan stabilitas lingkungan yang kondusif yang Ia katakan dalam giat ngopi satkamling, pada Sabtu (22/02/2025) malam.
Menurut Ketua Karang Taruna Desa Sukaringin, Abdul Rojak banyak laporan warga yang mengeluhkan dan khawatir atas keselamatan dan keamanan warga dan pengendara motor maupun mobil yang melintas di wilayah desa Sukaringin dan jalan ke arah Cabangbungin.
“Warga merasa dihantui ketakutan tawuran remaja yang kerap terjadi di desa Sukaringin,” ucapnya.
Selain itu, Ia juga mengharapkan pengawasan patroli Polsek Tembelang Kabupaten Bekasi untuk ditingkatkan.
Meskipun saat ini Polisi juga sering memberikan penyuluhan ke berbagai Pos Satkamling terkait bahaya tawuran, penyalahgunaan narkoba, perundungan remaja, dan pemanfaatan media sosial dan lain -lain.
Untuk itu, Abdul Rojak dalam rangka mengantisipasi hal ini, dia berupaya mengajak Ngopi di pos sat kamling bersama Rt, RW, limnas, dan warga Sukaringin di Pos satkamling, Dusun II Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.
Abdul Rojak memberikan edukasi tentang bahaya tawuran sebagai prioritas untuk mencegah terjadinya korban dan merusak sarana dan prasarana dan hal-hal lain yang menggangu keamanan lingkungan.
“Tawuran simbol hancurnya kebudayaan dan merosotnya nilai moralitas serta akhlak remaja,”tegasnya.
“Pelajar yang sedang berada dalam fase remaja sering menjadikan tawuran sebagai bentuk ekspresi diri yang salah dan keliru, ” cetusnya.
Hal ini juga menjadi keprihatinan, H. Markim selaku Sekertaris Desa Sukaringin terlebih lagi sekarang anak-anak sudah mulai aktif mengakses media sosial dan menemukan role model yang mereka sukai.
Bahkan mereka bisa memodifikasi dan menyatukan nilai-nilai dan prinsip yang dipegang penuh oleh role model dan membentuk identitas yang baru yang mereka anggap baik. Padahal masalahnya, dalam tahapan ini biasanya remaja sulit untuk membedakan mana perilaku yang baik dan mana yang buruk, beber Sekdes.

“Jika dibiarkan, hal ini akan berakibat buruk dalam proses keputusan masalah yang mereka buat dan menimbulkan penyimpangan sosial. Kurangnya pengawasan dari orang tua atau wali bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya tawuran. Mereka baru saja memasuki fase krisis identitas dan tidak bisa memilah mana hal yang baik dan benar, ” terangnya.
Comment