Ini Pesan Ketua DPRD Kota Bekasi, Agar Sampah Membawa Keberkahan

Kota Bekasi, beritajejakfakta.com -Bijak Olah Sampah (BOS) Nusantara adalah Komunitas Peduli Pengelolaan Sampah yang akan mengintegrasikan Budidaya Maggot untuk pakan peternakan juga perikanan serta pertanian,dengan memanfaatkan sampah menjadi berfungsi daya guna untuk memajukan ekonomi kreatif rakyat serta bangsa Indonesia.

Acara Kopdar (Kopi Darat) ini dihadiri, Ketua DPRD Kota Bekasi, H.Chairoman Joewono Putro, Erwin Alexander selaku Founder dan inisiator BOS, Gunawan selaku Perwakilan Balai Kemensos RI Bulak Kapal Bekasi Timur juga puluhan pemerhati pengolahan sampah dari berbagai daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman dinobatkan sebagai Dewan Penasihat Bijak Olah Sampah (BOS) Nusantara.

Beliau mengapresiasi kegiatan Kopdar “Bijak Olah Sampah jadi Berkah”  yabg digelar BOS (Bijak Olah Sampah) Nusantara, yang dilaksanakan di Aula Kantin Komplek Perumahan Kemensos, Jl. HM. Joyo Martono, Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Minggu (13/6/2021).

Dalam sambutannya, Chairoman berpesan agar setiap warga harus bisa menjadikan sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan membawa keberkahan.

“Bijaklah mengelola sampah maka sampah akan menjadi barokah. Mudah-mudahan menjadi visi dari setiap orang, setiap pemimpin atau siapapun mereka, dengan setiap levelnya masing-masing,” ujarnya

Sehingga sampah harus lebih berkah dan menjadi instrumen berkesinambungannya lingkungan hidup kita, pesan  Chairoman.

Lelaki yang akrab disapa Bang Choi ini juga menyampaikan pengalamannya ketika menempuh pendidikan di Jepang, bahwa warga Jepang sangat disiplin dan sadar mengelola sampah. Dan ia berharap di Indonesia masyarakatnya juga bisa seperti itu.

“Di Jepang setiap hari pengelolaan sampah sudah definitif. Sampah apa yang boleh dibuang oleh rumah tangga, sampah dimasukkan ke dalam kantung yang berbeda warnanya, sehingga jika ada sampah yang tidak sesuai dengan peruntukannya maka akan diberikan Punishment (hukuman),” Kata Chairoman.

Sementara masyarakat kita saat ini, kata Chairoman sebagian besar belum bijak mengelola sampah. Masih banyak bahkan yang berpikir membuang sampah sembarangan, seadanya, misalnya masih belum bisa memilah sampah hasil rumah tangga, sehingga mengandalkan petugas sampah dari pemerintah yang mengangkut dan mengolahnya di TPST. Berbeda dengan di Jepang.

TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantar Gebang Kota Bekasi, sendiri kata Chairoman menjadi tempat pembuangan sampah terbesar di Asia Tenggara yang sering dijadikan objek penelitian oleh para ahli dan akademisi juga menjadi lab penelitian sampah terbesar. (SF/Ram)

Komentar