Kota Bekasi, beritajejakfakta.id – Sejak berdiri pada tahun 2016, Yayasan Kasih Penuh Pemulihan (YKPP) tetap eksis sebagai yayasan yang peduli pada nasib yang dialami Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang nyaris tak tersentuh oleh bantuan pemerintah.
Hanya dengan ketulusan dan kepedulian tingkat tinggi lah yang bisa menghadapi segala tingkah laku ODGJ dengan berbagai problematika.
Dan tak semua orang bisa memiliki dan sanggup menghadapinya untuk menjaga dan merawat para ODGJ untuk bisa pulih.
Yayasan ini bertahan sepenuhnya dari donasi masyarakat. Setiap hari, para pengurus memberi makan, memandikan, dan menemani para penghuni dengan keterbatasan sarana, ruang tinggal seadanya, serta minimnya obat-obatan.
Namun bagi Maria Leomerri, itu tidak menjadi penghalang untuk tetap eksis membantu dan merawat ratusan ODGJ kembali menemui hidupnya.
“Ini sudah menjadi jalan hidup saya dan bagian dari perjalanan pengabdian saya dalam ibadah dan kemanusiaan, ” tuturnya, Kamis (22/05/2024).
Kisah suka duka dalam membina para ODGJ inilah, yang menjadi semangat Maria Leomerri memimpin Yayasan Kasih Penuh Pemulihan tetap eksis di Jalan Anggrek No. 68, Kampung Rawa Belong, RT 002/005, Arenjaya, Kota Bekasi.
“Butuh kesabaran luar biasa dan ketulusan dari manusia untuk bisa memanusiakan ODGJ pada semestinya, ” ungkap Merri.
Bahkan mungkin tak terpikirkan oleh orang lain untuk mau merawat dan membina ODGJ terlantar agar menjadi pulih. Mereka yang sebelumnya terlantar dan diabaikan oleh keluarganya ditampung dan dibina oleh Yayasan ini.
Namun sayangnya, kata Merri ada beberapa pihak yang tak peduli dan menutup mata bahkan mencoba mengusik atas keberadaan yayasan ditengah – tengah lingkungan mereka.
“Keberadaan kami dalam kemanusiaan ini ada yang mencoba mengusiknya, entah mengapa, saya hanya berdoa agar Tuhan selalu melindungi kami, ” ucapnya sedih.
Sebagai Ketua Yayasan ODGJ, Maria atau akrab disapa Merri, suka duka merawat ODGJ untuk dibina agar lebih manusiawi menjadi pengalaman yang berharga baginya.
“Kesehatan jiwa adalah hak semua warga negara. Dan kepedulian adalah bentuk paling nyata dari masyarakat,” ujar Merri.
Saat diwawancarai, Merri mengaku yayasan belum pernah menerima bantuan donasi atau kunjungan dari pemerintah.
“Kami tidak punya apa-apa, tapi kami masih punya hati,” tutur Mery dengan mata berkaca.
Kini, harapan besar tertuju pada Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memberikan dukungan nyata serta pengakuan hukum terhadap yayasan ini.
Bantuan dan legalitas tak hanya akan menyelamatkan nyawa, tetapi juga memulihkan martabat mereka yang selama ini terpinggirkan.
“Karena sejatinya, kesehatan jiwa adalah hak setiap insan. Dan kepedulian negara terhadap yang terlupakan adalah cerminan dari bangsa yang beradab, ” tutupnya. (Red)