Akibat Curah Hujan Ektrem, Gunung Mas Bogor Dilanda Banjir Bandang

Bogor,beritajejakfakta.com –Banjir bandang terjadi di kawasan perkebunan teh Gunung Mas, Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan, Puncak, Bogor, pada Selasa pagi, 19 Januari 2021 kemarin.

Banjir ini mengakibatkan pohon tumbang dan menutup akses jalan warga kampung Rawa Dulang, sehingga lokasi kejadian banjir bandang menjadi terisolasi.

Berikut sejumlah fakta terkait banjir bandang berawal dari kebun teh Gunung Mas Puncak tersebut.

Banjir bandang diduga disebabkan hujan ekstrem kepala Stasiun Klimatologi, BMKG Bogor Abdul Mutholib mengatakan, curah hujan dengan intensitas ekstrem tercatat pada Pos Hujan Gunung Mas Puncak sebesar 107,5 milimeter, yaitu hujan sangat lebat.

 

Berdasarkan pantauan citra radar, tampak terjadi pergerakan awan hujan dari arah barat hingga barat laut ke wilayah Cisarua, Bogor dalam durasi yang lama dan bersifat terus menerus dari siang hingga dini hari, yakni pukul 10.46-05.00 WIB.

Kondisi curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpotensi memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai.

Sebanyak 900 jiwa terdampak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Bogor melaporkan 900 jiwa terdampak banjir. Sementara ini warga diungsikan ke rumah kerabat dan sebagian menempati Wisma PTPN 8 Gunung Mas.

Banjir bandang belum berdampak di Ibu KotaKepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta, M. Insaf, mengatakan hingga Selasa sore belum terlihat dampak dari banjir bandang yang melanda kawasan Puncak, Bogor di Ibu Kota.

Menurut dia, hingga pukul 14.00 WIB, pemantauan tinggi muka air di sejumlah pintu air masih terpantau aman.

Berdasarkan data yang Insaf berikan, per pukul 14.00 WIB ada empat pintu air yang berstatus Siaga 3. Keempat pintu air itu adalah Pintu Air (PA) Pasar Ikan (laut) dengan ketinggian 184 sentimeter (cm), PA Marina (laut) 181 cm, PA Marina (kali) 182 cm, dan PA Flushing Ancol 182 cm. Jadi banjir bandang  tak berefek sampai Jakarta. (red/kompas)

Komentar