Warga Wadas: Lebih Baik Gugur Berjuang Daripada Tergusur dan Terbuang

Nasional3412 Dilihat

Oleh: Qosim Aly (Alumnus Ponpes Darut Tauhid, UDT Purworejo) 

Purworejo, beritajejakfakta.id  – Saat masih nyantri di Purworejo, saya pernah ke desa Wadas. Daerahnya perbukitan. Ditumbuhi berbagai pohon. Suasananya asri. Sejuk.

Kalau kita cuci muka di ‘mbelik’, sambujo (kata orang purworejo); kubangan tempat menampung air milik warga, airnya seperti meresap ke dalam wajah melalui pori-pori. Mak nyes. Seger bet.

Begitu dialek orang bener ketika mengatakan sesuatu yang sangat. Ada kata ‘bet’ di akhir kalimat. Bet semakna dengan banget, sanget.Penduduknya lugu. Ramah-ramah. Pemurah. Orang yang datang ke sana seolah menjadi tamu seluruh warga.

Saya pernah ‘ndereke’ guru saya, KH. Thoifur Mawardi. Sambutan warganya sangat luar biasa. Tiap bertemu orang pasti diminta untuk mampir.Bahkan ada yang sampai memohon setengah mengemis agar rumahnya dikunjungi.

Kalau kita bertamu di sana, kita akan diperlakukan seperti raja. Makanan apa saja yang mereka miliki akan dihidangkan.
Mereka menawarkan suguhannya tidak hanya sekali. Tapi berkali-kali.Setelah makanan disuguhkan, mereka akan mempersilahkan. 

Komentar